Langsung ke konten utama

DAMPAK KECERDASAN BUATAN (AI) TERHADAP MASA DEPAN PEKERJAAN MANUSIA

     Oleh: Muhammad Syarqowi     




                        PENDAHULUAN

Kecerdasan Buatan (AI) sedang mengubah lanskap pekerjaan secara dramatis. Teknologi ini, yang mampu meniru dan bahkan melampaui kemampuan kognitif manusia dalam berbagai tugas, membawa perubahan besar dalam dunia kerja. (A. M. A. Saputra et al., 2023)

AI menawarkan peningkatan efisiensi dan produktivitas yang luar biasa. Pekerjaan rutin dan berulang dapat diotomatisasi, membebaskan manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan kreativitas dan pemikiran kompleks. Industri- industri seperti manufaktur, layanan pelanggan, dan analisis data telah menyaksikan transformasi signifikan berkat AI.

Perubahan ini juga membawa kekhawatiran. Banyak pekerjaan tradisional berisiko tergantikan oleh sistem AI yang lebih efisien dan tidak kenal lelah. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan tenaga kerja manusia dan potensi pengangguran teknologi dalam skala besar. AI juga menciptakan peluang baru. Pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya muncul, seperti spesialis etika AI, penerjemah data-manusia, dan desainer interaksi manusia-AI. Selain itu, kebutuhan akan keterampilan yang unik manusia seperti empati, kreativitas, dan pemecahan masalah kompleks menjadi semakin berharga. (Fathurrahman, 2021).

Tantangan utamanya adalah bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Pendidikan dan pelatihan ulang menjadi kunci dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk era AI. Kebijakan pemerintah dan strategi perusahaan perlu disesuaikan untuk memastikan transisi yang adil dan inklusif. (Sintani et al., 2024)

Dampak AI terhadap masa depan pekerjaan manusia bukan hanya tentang menggantikan atau menciptakan pekerjaan, tetapi juga tentang mendefinisikan kembali hubungan antara manusia dan teknologi dalam konteks pekerjaan.

Masadepan yang menjanjikan menanti mereka yang dapat memanfaatkan kekuatan AI sambil tetap mengembangkan kualitas unik manusia. (Soeharso & Tripomo, 2021)


ISI

Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi kekuatan transformatif yang mengubah lanskap pekerjaan secara dramatis, membawa perubahan besar dalam cara kita bekerja dan memandang masa depan karir. Kemampuan AI untuk meniru dan bahkan melampaui kecerdasan manusia dalam berbagai tugas telah menghadirkan revolusi di berbagai sektor industri. Di satu sisi, AI menawarkan peningkatan efisiensi dan produktivitas yang luar biasa, memungkinkan otomatisasi tugas-tugas rutin dan berulang, serta membebaskan manusia untuk fokus pada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan pemikiran kompleks. (Wibowo, 2023)

Perubahan ini juga menimbulkan kekhawatiran serius tentang potensi pengangguran teknologi dalam skala besar. Banyak pekerjaan tradisional, mulai dari pekerjaan administrasi hingga manufaktur, berisiko tergantikan oleh sistem AI yang lebih efisien dan tidak kenal lelah. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana masyarakat akan beradaptasi dengan pergeseran ekonomi yang signifikan ini.(A. B. Saputra, 2023)

Meskipun demikian, AI juga menciptakan peluang baru yang menarik. Profesi-profesi yang belum pernah ada sebelumnya mulai bermunculan, seperti spesialis etika AI, penerjemah data-manusia, dan desainer interaksi manusia-AI. Selain itu, kebutuhan akan keterampilan yang unik manusia seperti empati, kreativitas, dan pemecahan masalah kompleks menjadi semakin berharga dalam era AI ini.

Tantangan utama yang dihadapi masyarakat adalah bagaimana beradaptasi dengan perubahan ini. Pendidikan dan pelatihan ulang menjadi kunci dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk era AI. Sistem pendidikan perlu direformasi untuk membekali generasi mendatang dengan keterampilan yang relevan dalam ekonomi yang didominasi AI. Sementara itu, pekerja yang sudah ada di pasar kerja perlu diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mereka agar tetap kompetitif. (Gusty et al., 2023)

Pemerintah dan perusahaan juga memiliki peran penting dalam menyesuaikan kebijakan mereka untuk memastikan transisi yang adil dan inklusif. Ini mungkin termasuk mengembangkan jaring pengaman sosial yang lebih kuat, mendorong inovasi dalam penciptaan lapangan kerja baru, dan mungkin bahkan mempertimbangkan konsep seperti pendapatan dasar universal untuk mengatasi ketidaksetaraan yang mungkin timbul. Dampak AI pada pekerjaan manusia juga memunculkan pertanyaan etis dan filosofis yang mendalam. (Muljono, 2021) Bagaimana kita mendefinisikan nilai dan identitas manusia dalam dunia di mana banyak tugas dapat dilakukan lebih baik oleh mesin? Bagaimana kita menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kesejahteraan manusia?

Dampak AI terhadap masa depan pekerjaan manusia bukan hanya tentang menggantikan atau menciptakan lapangan kerja, tetapi juga tentang mendefinisikan kembali hubungan antara manusia dan teknologi dalam konteks pekerjaan. Ini adalah tentang menciptakan masa depan di mana kekuatan AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi, sambil tetap menghargai dan mengembangkan kualitas unik manusia seperti kreativitas, empati, dan kemampuan untuk membuat keputusan etis. (Handayani & Muliastrini, 2020)

Masa depan pekerjaan di era AI mungkin akan sangat berbeda dari apa yang kita kenal hari ini, tetapi dengan persiapan yang tepat dan kebijakan yang bijaksana, kita dapat menciptakan dunia kerja yang lebih produktif, memuaskan, dan manusiawi. Tantangannya adalah untuk merangkul potensi AI sambil memastikan bahwa manfaatnya didistribusikan secara adil dan bahwa nilai intrinsik manusia tetap dihargai dan dipelihara dalam lanskap pekerjaan yang baru ini.


PENUTUP

Dampak Kecerdasan Buatan (AI) terhadap masa depan pekerjaan manusia adalah fenomena kompleks yang membawa perubahan besar dalam dunia kerja. AI menawarkan peningkatan efisiensi dan produktivitas yang signifikan, namun juga menimbulkan kekhawatiran tentang pengangguran teknologi. Meskipun banyak pekerjaan tradisional berisiko tergantikan, AI juga menciptakan peluang baru dan meningkatkan nilai keterampilan unik manusia seperti kreativitas dan empati.

    Tantangan utamanya adalah adaptasi masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan ulang, serta penyesuaian kebijakan pemerintah dan strategi perusahaan untuk transisi yang adil. Pada akhirnya, dampak AI bukan hanya tentang menggantikan atau menciptakan pekerjaan, tetapi juga mendefinisikan ulang hubungan manusia- teknologi dalam konteks kerja. Dengan persiapan yang tepat dan kebijakan bijaksana, kita dapat memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan masa depan kerja yang lebih produktif dan manusiawi, di mana kekuatan teknologi diimbangi dengan penghargaan terhadap nilai intrinsik manusia.








DAFTAR PUSTAKA

Fathurrahman, I. (2021). Melestarikan Pekerja Rentan di Balik Ekonomi Inovasi: Praktik Kerja Perusahaan Teknologi kepada Mitra Pengemudi Ojek Online di Indonesia. Menyoal Kerja Layak Dan Adil Dalam Ekonomi Gig Di Indonesia, 79, 79–99. https://www.researchgate.net/profile/Arif- Novianto/publication/356825520_Menyoal_Kerja_Layak_dan_Adil_dalam_Eko nomi_Gig_di_Indonesia/links/61af053dfb3b7258a0a26cff/Menyoal-Kerja- Layak-dan-Adil-dalam-Ekonomi-Gig-di-Indonesia.pdf#page=111

Gusty, S., Tumpu, M., Yunus, A. Y., Chaerul, M., Harun, A. M. Y., & ... (2023). Perguruan Tinggi Menuju Era Sociaty 5, 0 “Peran Dan Strategi.” TOHAR MEDIA.

https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=9xTgEAAAQBAJ&oi=fnd&pg

=PP1&dq=virutal+assistant+dalam+pembelajaran+merdeka+mengajar&ots=r1x RyeJ4n4&sig=QT1L_8x4W4DvUdBAzelMl88j_pY

Handayani, N. N. L., & Muliastrini, N. K. E. (2020). Pembelajaran Era Disruptif Menuju Era Society 5.0 (Telaah Perspektif Pendidikan Dasar). Prosiding Webinar Nasional IAHN-TP Palangka Raya 2020, 0(1), 1–14. https://prosiding.iahntp.ac.id

Muljono, W. (2021). Kepemimpinan Digital. In Modul Kepemimpinan Digital.

Cendikia Mulia Mandiri.

Saputra, A. B. (2023). Peran AI dalam Dunia Pendidikan. CV Brimedia Global. https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=WIjwEAAAQBAJ&oi=fnd&pg

=PP1&dq=virutal+assistant+dalam+pembelajaran+merdeka+mengajar&ots=S- k_P970OP&sig=Rl5lucrTyONrSvNZwF6-PShQbbg

Saputra, A. M. A., Kharisma, L. P. I., Rizal, A. A., Burhan, M. I., & Purnawati, N.

W. (2023). TEKNOLOGI INFORMASI (Peranan TI dalam berbagai bidang). PT. Sonpedia Publishing Indonesia. https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=GgHSEAAAQBAJ&oi=fnd&pg

=PA39&dq=Analisis+Kebutuhan+yang+Mendalam+merupakan+tahap+awal+ya ng+krusial+dalam+implementasi+CRM+di+rumah+sakit&ots=hNVSZk4Y6O& sig=NwSDDzNO54r3zUO5iW1-X5vKj4U%0Awww.buku.sonpedia.com

Sintani, P., Nurlianti, A., & others. (2024). Implementasi Teknologi Dalam Perencanaan Karir Pada Era Digital: Peluang Dan Tantangan. Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik, 1(4), 736–743.

Soeharso, S. Y., & Tripomo, T. (2021). SOFT COMPETENCIES INDUSTRY 4.0:

Strategi Menyiapkan SDM Unggul di Era Disrupsi. In Lautan Pustaka. Lautan Pustaka.

Wibowo, A. (2023). Teori & Praktik Analisis Pemasaran. Yayasan Prima Agus Teknik, XVIII(2), 101–106.


Komentar

  1. AI sejatinya hanya alat ketika ia dipegang oleh manusia yang punya akhlak dan moral yang baik Maka tentu ini sangat membantu produktivitas manusia itu dalam bidang apapun. Tetap Jika yang menggunakan nya adalah manusia yang tidak bermoral dan berjiwa jahat maka ia akan merusak tatanan kehidupan nya sendiri bahkan orang lain.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

"Makrifat dari Kaum Pelacur"

 Oleh: Minju Wahai jiwa-jiwa yang terpisah dari tubuh. Sungguh merana dan terasingnya dirimu. Hati menangis, tapi mulut harus tetap bersuara merdu. Hidup bagaikan dipasung ditiang salib lebih lama dari yang dialami Yesus sang penebus dosa. Bedakmu yang tebal yang tebal tercipta dari sengsara yang tak mau berpisah dari kulitmu. Bajumu yang terbuka dan aurat yang kau perlihatkan ternyata masih kalah menariknya dari para pemimpin kita yang setiap hari memamerkan rumah mewah dan mobil keluaran terbaru mereka dari pabrik terkenal. Tubuhmu, kutukan yang muncul bukan dari langit tapi ciptaan yang dinasabkan oleh kekuatan sosial dan ekonomi politik. Adakah ahli spiritual dan mistikus yang sudi membahasakan desahanmu yang tidak kalah religiusnya dengan suara azan di menara-menara rumah tuhan? Perjalanan hidupmu dalam meresapi penderitaan hingga merasuk ke dalam pori-pori tubuhmu adalah salah satu bentuk aktifisme spiritual yang mendarah daging dalam dunia.  “Kami tidak pernah memilih h...

GHIRAH PESTA DEMOKRASI, MASYARAKAT HARUSLAH MEMBUKA CAKRAWALA BERPIKIR

  Oleh: Cak Emet Masyarakat harus cerdas mengontrol  ghirah -nya  dalam menghadapi pesta demokrasi , agar terhindar dari  sesuatu yang tidak diinginkan bersama ; perpecahan, pertikaian, permusuhan,  dan per-per yang buruk lainnya. “Yang hilang dari kita: Akhlaq ” sindir Prof. Quraish Shihab melalui sampul bukunya. Pesta demokrasi sebentar lagi digelar. Seluruh elemen telah memasang kuda-kuda, bersiap-siap menghadapi perhelatan pada ajang perpolitikan yang akan datang. Para pengamat telah mempersiapkan analisanya, para politisi telah mengatur langkahnya, para pemain telah mendesain permainannya, para calon telah memasang timnya, seluruh partai telah menyusun strateginya, dan rakyat sedang memantau dan menonton dari jauh. Pesta demokrasi yang digelar sekali dalam 5 tahun secara konstitusi ini merupakan pesta rakyat, yaitu sebuah momentum yang menentukan seperti NTB 5 tahun ke depan. Pesta demokrasi selalu dibumbui dengan beragam racikan, mulai dari sosia...

Tidak Hanya Menambang SDM, Perguruan Tinggi Juga Menambang SDA

Tugas dan tanggung jawab Perguruan Tinggi sebagai institusi akademik, ia tak lepas dari Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Dalam pembahasan revisi pembaharuan UU Minerba di ruang DPR, kerja Perguruan Tinggi tidak hanya menggali ilmu, namun juga menggali tanah. Sektor usaha tambang bukanlah satu-satunya. Bukankah, masih banyak sektor-sektor usaha lain yang bisa dikatakan tidak begitu sensitif terhadap persepsi publik. Oleh: Cak Emet Setelah memberikan izin pengelolaan tambang pada organisasi kemasyarakatan, kini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan izin pengelolaan tambang kepada Perguruan Tinggi. Sektor pertambangan semakin menjadi sorotan publik. Beragam respon muncul dari beragam kelompok dan institusi, mulai dari komunitas lingkungan, Asosiasi Pertambanhan, hingga institusi perguruan tinggi. Pro dan kontra tak terhindarkan. Ada yang mengkritik, ada pula yang menerima secara terbuka, selain itu ada juga memberi pertimbangan dengan sikap netral....